Festival yang mengusung tema “Darah Pesilat Muda” ini diikuti 850 peserta dari 50 perguruan silat tradisi.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, kegiatan ini sebagai bagian dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda yang bertujuan membudayakan olahraga pencak Silat Betawi di masyarakat, serta melestarikan salah satu kekayaan budaya bangsa.
“Melalui Festival Pencak Silat Betawi ini, kami juga ingin menyaring bibit pesilat muda berbakat dan potensial. Tidak kalah penting terus meningkatkan partisipasi aktif masyarakat untuk berolahraga dalam mewujudkan Jakarta yang Sehat, Bugar, dan Sejahtera” katanya, usai membuka kegiatan ini.
Andri menjelaskan, pencak silat sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh UNESCO. Untuk itu, festival ini juga menjadi upaya Pemprov DKI Jakarta untuk terus menjaga dan mendorong agar pencak silat semakin dikenal luas masyarakat dan juga dunia internasional.
“Pencak Silat Betawi ini juga merupakan olahraga yang berprinsip pada sports for all. Artinya, menjadi olahraga yang diperuntukkan bagi semua kalangan dan usia. Selama dia cinta budaya Betawi, dipersilakan mempelajarinya, tapi untuk tujuan yang positif” terangnya.
Bertepatan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95, Andri mengajak generasi muda di Indonesia, termasuk di Jakarta untuk tetap berakar pada karakter dan budaya bangsa.
“Meskipun Jakarta dan Indonesia menjadi kota global, kearifan lokal harus dijaga. Ayo pemuda Jakarta, kita terus berkarya, berprestasi serta memberikan kontribusi nyata untuk bangsa dan negara tanpa meninggalkan budaya kita” tegasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Festival Pencak Silat Betawi 2023 yang juga menjabat Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga, Tedi Cahyono menjelaskan, festival ini memperlombakan tiga kategori seni Silat Betawi yakni, perorangan, pasangan dan kelompok.
“Total sebanyak 850 peserta berusia 9 sampai 19 tahun dari 50 perguruan silat tradisi ikut dalam festival ini,” bebernya.
Tedi memaparkan, tim juri Festival Pencak Silat Betawi Tahun 2023 yang berlangsung selama satu hari berasal dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi DKI Jakarta.
Sementara Ketua Umum Astrabi, Yusron Sjarief berharap, revisi Perda 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi juga dapat mengakomodir silat tradisional Betawi.
“Silat tradisi Betawi ini tidak sekadar.dilestarikan, tapi harus semakin berkembang. Untuk itu, sangat perlu perhatian dari pemerintah dan seluruh stakeholders,” tegasnya.
Ia juga berharap, pesilat tradisional Betawi dapat meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional.
“Kami sangat mengapresiasi Dispora DKI yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Tidak sekadar menjadi sarana sosialisasi dan edukasi Silat Betawi, kegiatan ini juga menjadi ajang pembinaan dan menguatkan mental bertanding atlet,” tandasnya.