IndonesiaLineNews-Banda Aceh- Guna menciptakan masyarakat yang memiliki budaya siaga dan sadar bencana, Pemerintah Aceh melakukan sosialisasi dan kampanye Simulasi Evakuasi Mandiri melalui Early Warning System (EWS) Siaran Televisi Digital di Gedung Museum Tsunami Aceh, Kamis (26/10/2023).
“Bencana alam dapat datang kapan saja dan di mana saja tanpa diketahui secara pasti. Sebagian dapat diprediksi, dan sebagian lagi tidak dapat diprediksi. Tetapi , semua dampak bencana dapat diminimalisir dengan pengetahuan mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana,” ujar Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf.
Bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh hampir 19 tahun lalu, lanjutnya, telah mengajarkan banyak hal. Peristiwa itu meninggalkan duka, trauma, kehilangan, kepedihan dan keterpurukan. Lengkap semua penderitaan kita pada saat itu, ditambah kondisi konflik Aceh yang belum berakhir.
Gempa dan tsunami Aceh t. Bencana itu tidak hanya memporak-porandakan Aceh, tapi juga berdampak hingga ke negara lain, seperti Thailand, India, Sri Langka dan
sebagian wilayah Asia lainnya.
Peristiwa yang tercatat sebagai bencana terparah sepanjang abad ke-21 itu telah memberi banyak pelajaran, tentang saling membantu dan berbagi, bangkit membangun, saling menghargai, menguatkan solidaritas, memperkaya pengetahuan, bahkan membuat kita lebih tabah dan beriman.
Bencana tersebut juga mengajarkan kita untuk lebih peduli dengan menjaga dan melestarikan lingkungan, serta yang lebih penting adalah waspada dan siaga terhadap segala jenis bencana ke depannya.
Upaya membentuk budaya siaga bencana, gencar dilakukan Pemerintah Indonesia, juga Pemerintah Aceh untuk semakin menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesiagaan dalam menghadapi bencana.
Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini terhadap bencana melalui televisi (TV) digital adalah metode baru yang dikembangkan Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia sejak 2021 untuk penyampaian informasi bencana kepada masyarakat secara luas.
“Hal ini seiring dengan beralihnya siaran analog ke siaran digital, dan tersedianya fitur canggih peringatan dini bencana. Beberapa informasi yang dapat ditayangkan melalui EWS TV Digital, adalah informasi gempa bumi dan
tsunami cuaca ekstrem dari BMKG, informasi kebakaran hutan dan lahan dari KLHK, informasi bencana banjir dan lainnya. Terobosan ini telah dilakukan di sebagian wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Di Provinsi Aceh, lamjutnya, uji coba peringatan dini bencana gempa dan tsunami melalui televisi yang dilakukan hari ini adalah Upaya memanfaatkan teknologi untuk kampanye mitigasi dan kesiapsiagaan bencana , sekaligus
melengkapi beragam sarana komunikasi peringatan dini yang sudah ada sebelumnya.
“Tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat yang siaga dan sadar bencana, hingga membentuk budaya positif dalam menghadapi berbagai bencana yang terjadi di kemudian hari,” harapnya.
Seperti diketahui bersama bahwa wilayah Aceh dan Indonesia umumnya terletak di kawasan rawan bencana. Hal ini dikarenakan letak geografis Indonesia merupakan titik bertemunya tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, IndoAustralia dan Lempeng Pasifik. Lempeng ini kerap bergeser menumbuk lempeng lainnya sehingga berdampak pada terjadinya gempa bumi, bahkan berpotensi berulangnya tsunami.
Ada berbagai bencana lain juga mengancam Aceh dan sering terjadi, seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir bandang, banjir genangan, tanah longsor, dan lainnya akibat perambahan hutan, maupun kelalaian kita dalam
menjaga alam dan lingkungan.
Ia mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat Aceh secara umum untuk terus-menerus menjaga lingkungan untuk mencegah bencana-bencana yang dapat dihindari.
“Kami juga berharap berbagai pihak dapat mendukung dan berkontribusi dalam menciptakan berbagai inovasi untuk melakukan kampanye dan sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang pengetahuan kebencanaan, upaya mitigasi dan kesiap-siagaan bencana,” sebutnya.
Pada akhirnya, Pemerintah Aceh menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Kominfo, KPI Pusat, KPI Aceh, stasiun televisi, sekolah-sekolah, RAPI, PMI, Forum PRB Aceh, media massa dan instansi lainnya yang telah ambil bagian dalam kegiatan hari ini.