Pimpin Rakor Pengendalian Inflasi Secara Inklusif, Mendagri: Perlu Kita Kendalikan

IndonesiaLineNews-Jakarta- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kembali memimpin rapat koordinasi (rakor) pengendali inflasi secara inklusif setiap minggu yang diselenggarakan secara virtual, Senin (25/9/23). 

Dalam rakor pengendalian inflasi tersebut turut hadir kepala daerah se Indonesia atau yang mewakili, serta tim pengendalian inflasi di wilayah masing-masing. 

Dalam arahannya, Mendagri menyampaikan bahwa saat ini angka inflasi di Indonesia berada pada angka 3,27 persen. Artinya, angka tersebut masih cukup baik dibandingkan dengan negara lain. 

“Inflasi Indonesia masih terbaik dari beberapa negara, akan tetapi untuk inflasi ini perlu kita kendalikan,” ujarnya. 

Tito Karnavian melanjutkan, untuk tingkat inflasi secara global atau inflasi tertinggi di dunia per Agustus 2023 adalah negara Venezuela sebesar 398 persen. 

Kemudian disusul oleh Lebanon sebesar 252 persen, Syria 139 persen, Argentina 124 persen dan Zimbabwe 77,2 persen. 

Kemudian, Mendagri melanjutkan, untuk skala ASEAN, Indonesia berada di urutan ke 6 dari 11 negara. Sedangkan negara G20, angka inflasi Indonesia berada pada peringkat 18 dari 24 negara

“Indonesia berada di angka inflasi 3,27 persen, peringkat ke 131 dari 186 negara di Dunia, inflasi kota terbilang cukup baik, ” ujarnya. 

Meskipun angka inflasi di Indonesia cukup baik, namun Tito Karnavian meminta TPID di setiap daerah tetap harus waspada dan terus menekankan laju inflasi. 

Karena itu terangnya, jika dilihat dara dari beberapa minggu ini ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, terutama adalah beras. 

Dia menjabarkan, pada Agustus 2023 beras memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,05 persen. Secara akumulatif hingga Agustus 2023, beras mengalami inflasi sebesar 7,99 persen (Agustus y-to-d). 

“Jadi saya mohon inflasi ini terus mendapatkan perhatian, terutama beras ini. Tolong diperhatikan betul terkait penyebab inflasi,” tutupnya. 

Kemudian, Plt Kepala BPS, Pejabat BPS. Amalia Adininggar Widyasanti membenarkan jika beras menjadi salah satu komoditi yang masih menyumbangkan kenaikan IPH pada minggu ketiga bulan September ini. 

Dia menjelaskan, penyumbang kenaikan IPH tertinggi adalah beras kemudian disusul oleh gula pasir. 

“Beras terjadi kenaikan di 284 kabupaten kota, dan gula pasir terjadi kenaikan di 236 kebutuhan/kota,” ujarnya.