IndonesiaLineNews-Pekanbaru – Tengku Nur Aisyah, mahasiswi semester tiga Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam (UIR) berhasil keluar sebagai juara 2 Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Internasional dalam rangka Milad UIR yang ke-61.
Gadis manis bersuara merdu ini berhasil mengalahkan puluhan peserta yang merupakan qoriah dari berbagai perguruan tinggi bergengsi tingkat internasional yang berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand dan Indonesia.
Tengku Nur Aisyah merupakan penerima beasiwa Bidikmisi Bhakti Negeri pemerintah Provinsi Riau di UIR atas prestasinya berhasil menghapal Al Qur’an 30 juz. Putri dari pasangan Tengku Ruslan dan Tengku Salmiati ini merupakan lulusan pondok tahfidz Nurul Quran yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Pelalawan Riau.
Meskipun sudah terbiasa menghapal qur’an sejak di pondok tahfidz Nurul Quran dari tahun 2019 hingga lulus tahun 2022, Tengku Nur Aisyah mengaku tetap nervous saat akan tampil berlomba.
“Perasaan saya sesaat sebelum lomba nervous karena melihat peserta yang lain itu bagus semua hafalannya. Untuk mempersiapkan mental dan luruskan niat saya bertanding karena Allah SWT. saya terus murojaa’ah hafalan, berlatih sambung ayat, tenang, fokus, yakin terus berdo’a dan meminta do’a kepada orangtua dan guru” ucap Aisyah.
Ustadz Muhammad Rois Chandra, SE, Alhafidz, guru pengajar di pondok tahfidz Nurul Quran menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian Tengku Nur Aisyah.
“Kami ucapkan selamat atas prestasi yang diraih oleh Tengku Nur Aisyah, jadikan prestasi ini sebagai motivasi bagi Tengku Nur Aisyah dan santri-santri lainnya, supaya kelak jadi sumberdaya manusia yang Islami dan Qur’ani bermanfaat bagi umat,” ucap Ustadz Rois dalam keterangan tertulis, Jumat (8/9/2023).
Pondok Tahfidz Nurul Qur’an tempat Aisyah menempuh pendidikan Al Qur’an telah berdiri sejak tahun 2015. Lembaga pendidikan menghapal Al Qur’an ini didirikan atas niat yang tulus ditengah keprihatinan karena sedikitnya kesempatan bagi anak-anak dan masyarakat tak mampu untuk mendapatkan pendidikan Tahfidz Qur’an.
Di saat yang sama banyak kaum muslimin yang mempunyai sumber daya dan Kemampuan untuk mewujudkan itu sebagai jalan Dakwah dan Ibadah. Maka pada Bulan Oktober 2015 di bentuklah Yayasan Nurul Qur’an yang diprakarsai oleh Muhammad Ali Shabri Nasution dan Ustadz Muhammad Rois Chandra, SE, Alhafidz.
Menurut Ustadz Rois, pembinaan di pondok tahfidz Nurul Qur’an dilakukan mengedepankan kualitas daripada kuantitas.
“Kami membuka peluang sebesar-besarnya bagi anak-anak yatim, anak yang tidak mampu, yang putus sekolah dan lainnya untuk dididik di pondok tahfidz Nurul Qur’an. Semuanya digratiskan. Saat ini kami memiliki 23 orang santri putra-putri,” terang Ustadz Rois.
Kuota belajar yang tersedia di pondok tahfidz Nurul Qur’an adalah sebanyak 25 orang untuk putra dan 15 untuk putri. Hal tersebut dilakukan agar staf pengajar bisa maksimal dan fokus membina calon-calon penghafal Al Qur’an.
Pondok Tahfidz Nurul Qur’an telah meluluskan 9 alumni penghapal Al Qur’an yang telah bekerja sebagai pendidik di berbagai lembaga pendidikan islami dan sebagian lainnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia.