IndonesiaLineNews-Banda Aceh, InfoPublik – Kepala Dinas Pendidikan Aceh Cabang Aceh Besar dan Banda Aceh, Syarwan Joni, mengatakan pendidikan Aceh harus lepas dari segala praktik kekerasan.
Dia juga menegaskan sekolah tidak mentolerir setiap kekerasan yang terjadi di sekolah.
“Lingkungan pendidikan harus bebas dari kekerasan, baik oleh guru ataupun antarsiswa,” kata Syarwan Joni, Senin (4/9/2023).
Hal ini disampaikan Syarwan terkait dengan dugaan kekerasan di Sekolah Menengah Atas Modal Bangsa, Aceh Besar.
Dia mengatakan Dinas Pendidikan Aceh berupaya memastikan seluruh perkara itu diselesaikan lewat restorative justice.
Setelah kejadian itu terungkap, kata Syarwan, Dinas Pendidikan Aceh memantau perkembangan penyelesaian persoalan itu.
Termasuk dengan mendatangkan psikolog. Syarwan juga menyatakan penyesalan orang tua dan berjanji bahwa anak mereka tidak bakal mengulangi kejadian yang sama terhadap siapapun.
Syarwan mengatakan Dinas Pendidikan Aceh mempertimbangkan agar seluruh siswa tetap berkonsentrasi untuk menimba ilmu. Karena itu, Syarwan berharap persoalan ini segera diselesaikan.
Syarwan juga berharap agar semua pihak memahami bahwa persoalan ini menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah, tidak terkecuali orang tua siswa.
Setiap langkah yang diambil, kata dia, bakal mempengaruhi masa depan peserta didik.
“Kami telah mengupayakan berbagai cara agar terjadi rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang bertikai. Kami berharap semua pihak untuk tetap berkomunikasi mencari jalan keluar agar persoalan ini tidak merembet ke hal-hal di luar urusan pendidikan,” kata Syarwan.