Teropongtimeindonesia-Makassar-Dialog kebangsaan yang bertemakan Menciptakan dan Mengsukseskan Kondisi Aman, Jujur,Serta Adil Pada Pemilu 2024” berlangsung pada selasa 25 Juli 2023 pukul 13.30-15.20 Wita bertempat di Hotel Jl Start Panakkukang Makassar diselenggarakan oleh ABC DPW Sulsel dan TPB (team Pejuan bersatu) Makassar.Kegiatan ini merupakan kegiatan yang ditujukan dalam menyonsong pesta demokrasi terbesar Republik Indonesia di tahun 2024 yang akan datang, dalam pemilu nanti akan dipilih para calon anggota DPD RI, anggota legislativ mulai dari tingkat Kabupaten/Kota sampai tingkat pusat, DPRI. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 yang hingga saat ini telah ada 3 capres yang sudah pasti mengantongi tiket yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar.Untuk mengantisipasi terjadi kecurangan yang berpotensi terjadinya gangguan keamanan di pemilu yang akan datang maka ABC Sulsel menyelenggarakan kegiatan “Dialog Kebangsaan”. Dalam kegiatan ini hadir sebagai pembicara masing-masing adalah ketua FUIB Sulsel Ust Muchtar Dg Lau, S.Pd.I dan DR. Amruddin Ambo Enre, MM serta yang jadi moderator adalah Irfan Abdul Gani dari Pilarindonesia.com.Ust Muchtar Dg Lau dalam pemaparannya menyatakan di Pemilu yang akan datang perlu kerjasama semua pihak mulai dari masyarakat sebagai wajib pilih, KPU, Pangwas, TNI/Polri untuk menjunjung tinggi pemilu yang Jujur, adil, tidak memaksakan kehendak untuk memilih salah satu calon. Sebagaimana sudah menjadi arahasia umum bahwa pada pemilu sebelumnya terjadi kecurangan disana-sini tapi tidak ada tindakan hukum yang memuaskan, apabila hal ini terulang lagi maka berpotensi untuk terjadinya gangguan keamanan pasca pelaksanaan pemilu. Dg Lau menyatakan bahwa apabila pelaksanaan pemilu nanti berlangsung secara jujur, adil, transparan dan tidak terjadi kecurangan maka otomatis pelaksanaan pemilu akan berlangsung damai dan hasil pemilu juga nanti akan dit6erima dengan legowo oleh semua pendukung yang ikut kontestan pemilu, siapapun yang terpilih nanti apakah calon yang kita dukung atau bukan sepanjang dia warga Negara Indonesia maka kita akan menerima dengan penuh rasa hormat untuk memimpin Indonesia 5 tahun akan datang, ungkap Dg lau.
Sementara itu Amruddin Ambo Enre dalam pemaparannya cendrung focus pada bentuk-bentuk pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu yang sering terjadi dari waktu-kewaktu. Untuk itu Amruddin mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Prof. Mahfud MD dimana beliau menyampaikan bahwa ada 6 pelanggaran yang sering terjadi dalam pemilu yakni ; 1.Politik Uang 2.Teror kepada pemilih 3. Pemalsuan dokumen pemilih 4. Penyalahgunaan jabatan 5. Pelanggaran oleh KPU, KPU Prov/Kab yang terang-terangan memihak calon.
Setelah kedua pemateri menyampaikan gagasannya maka dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta, Irfan yang bertugas sebagai moderator mempersilahkan 4 orang penanggap dalam sesi tersebut. Salah satu penanggap Pak Somad menyatakan bahwa perlunya peran aktif petugas partai atau petugas dari capres untuk terus mengawal pelaksanaan pemilu terutama pada haripelaksanaan pemilu kalau perlu setiap petugas yang ditunjuk di TPS menfoto hasil perhitungan kemudian foto tersebut dilirim ke pusat tabulasi dari Capres agar bisa dipantau hasil pemilu yang sebenarnya. Acara yang di ikuti sekitar 100 orang ini kemudian ditutup sekitar pukul 15.20 wita.