IndonesiaLineNews-Pekanbaru– Fenomena sosial menyimpang di tengah masyarakat seperti Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) merupakan satu di antara faktor menjadi penyebab dari penyakit HIV/AIDS. Dengan maraknya isu tersebut di Provinsi Riau, membuat Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution mengajak setiap unsur harus tegas memeranginya.
Wagubri Edy Natar mengungkapkan, LGBT ini adalah tantangan bagi semua pihak yang ada di Provinsi Riau. Sudah seharusnya setiap unsur memang harus ikut bertanggung jawab terhadap masalah ini. Karena apabila hanya diserahkan kepada pemerintah itu pengendaliannya akan terbatas.
“Tidak cukup permasalahan ini hanya diserahkan kepada pemerintah. Harus dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi. Oleh karena itulah saya berharap dalam kesempatan ini saya mengundang Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan materi-materi mungkin dalam setiap khotbah Jumat ini akan lebih dimasifkan lagi,” katanya.
Hal tersebut ditegaskan Wagubri Edy Natar dalam kegiatan Gerakan sholat subuh berjamaah yang ke 132 di Masjid Agung Ar Rahman, Jalam Jendral Sudirman, Jadirejo, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Jumat (23/06/2023).
Dijelaskan, tema yang disampaikan pada gerakan salat subuh berjamaah memang sengaja membahas terkait dengan LGBT. Karena menurutnya isu tersbut sudah sangat prihatin, sebab sesuai dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Riau itu ada 3.809 kasus.
“Di Pekanbaru saja ada 2.471 kasus. Kemudian di Indragiri Hilir ada 270 kasus, di Dumai ada 240 belum kabupaten yang lain. Untuk pembagian profesinya yang terbanyak itu dari karyawan 1.238, kasus disusul wiraswasta 749, kasus ibu rumah tangga 521 kasus, kalangan medis pun ada 17 kasus, kemudian narapidana 17 kasus dan banyak yang lainnya,” jelasnya.
Diungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan HIV/AIDS ini adalah LGBT. Selain itu, juga adanya faktor dari narkoba yang menggunakan penyuntikan. Dengan begitu tentunya permasalahan ini sangat memprihatinkan.
“LGBT ini sangat luar biasa, begitu banyak kita menentang begitu banyak juga yang mendukung begitulah luar biasanya. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini saya selaku ketua penasehat berharap banyak nanti bisa mendengarkan pencerahan dari Ustadz kita,” ungkapnya.
Wagubri berharap, MUI Provinsi Riau termasuk yang ada di kabupaten/kota lebih memasifkan dan memberikan pencerahan kepada masyarakat, melalui kegiatan gerakan salat subuh berjamaah. Kemudian, pada khotbah jumat dan kesempatan-kesempatan sosial lainnya, bahkan juga mungkin di sekolah-sekolah.
“Sehingga apa yang kita khawatirkan selama ini, bisa kita atasi bersama. Yakinlah anak-anak kita ini menjadi ancaman, cucu-cucu kita nanti menjadi ancaman kalau kita tidak memiliki kepedulian. Dan yakinlah apabila tidak ditangani nanti suatu saat kehancuran itu akan datang,” harapnya.