Indonesialinenews.com-Aceh Barat-Sikap DPRK Aceh Barat dipertanyakan, Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilakukan oleh DPRK Aceh Barat dan PT. Magellanic perihal perbaikan manajemen dan limbah menuai protes dari mahasiswa.
Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Krueng Woyla (ASA Krueng Woyla) menilai, keputusan DPRK dalam hal itu semakin membuat masyarakat bingung tentang penanganan dan pengambilan keputusan.
“Kami selaku mahasiswa dan masyarakat, jelas bahwa kami yang tahu persis bagaimana keadaan dilapangan, maka dalam hal ini kami sangat menyesali RDP yang dilakukan secara sepihak.” kata Ketua ASA Krueng Woyla, Farhani, Rabu (02/12/2020).
Secara faktual tidak bisa dijadikan alasan, karena permasalahan ini juga sudah masuk dalam kategori urgent. Sedangkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tidak satupun unsur mahasiswa atau perwakilan masyarakat yang hadir.
“Seharusnya DPRK dari woyla ada inisiatif, tapi sayangnya tidak ada, malah DPRK dari woyla merupakan ketua komisi 2 yang membidangi mengenai penambangan, tapi seolah-olah suara mahasiswa tidak dihargai oleh mereka.” ujarnya.