Kompolnas Mendesak Polisi Agar Usut Tuntas Kematian Kasat Narkoba

IndonesiaLineNews,Jakarta –
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendesak polisi mengusut tuntas kematian Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu. Perwira menengah itu ditemukan tewas di perlintasan kereta api di Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (29/4) kemarin.

“Saat ini Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya sedang menyelidiki apakah kematian Kasat Narkoba Polrestro Jakarta Timur akibat bunuh diri atau akibat lainnya. Mohon ditunggu hasil penyelidikannya,” kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti dalam keterangan tertulis.

Poengky menerangkan, jika almarhum meninggal karena dibunuh jaringan narkoba seperti yang diduga pihak keluarga almarhum, maka aparat kepolisian harus segera bergerak melakukan lidik sidik secara profesional berdasarkan scientific crime investigation untuk menemukan pelaku dan memproses hukum pelaku.

“Dari hasil penyelidikan akan dilakukan gelar perkara untuk melihat apakah dapat ditingkatkan ke penyidikan atau tidak. Kami berharap penyelidikan berjalan dengan profesional dengan dukungan scientific crime investigation agar hasilnya valid,” katanya.

“Tetapi jika hasil penyelidikan menyatakan almarhum meninggal karena dugaan bunuh diri maka lidik sidik akan dihentikan,” ujar dia.

Sebelumnya, polisi ungkap penyebab kematian Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu diduga akibat bunuh diri.

Namun, dibantah oleh Pihak keluarga. Salah satu datang dari Paman korban, Cyprus Anthonia Tatali. Dia menilai, kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu janggal.

“Dari pihak keluarga kalau dituduh bunuh diri kami menolak, sangat menolak,” kata dia dalam keterangannya dikutip, Minggu (30/4/2023).

Cyprus mengatakan, indikasi kematian korban tewas akibat bunuh diri dinilai tidak masuk akal. Cyprus beberkan faktanya. Cyprus menyebut, pertama yaitu korban tak memiliki riwayat gangguan jiwa.

“Kalau gangguan jiwa tidak mungkin, dia sekarang mendapat tugas baru menjadi Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur,” ucap dia.

Kedua, AKBP Buddy Alfrits Towoliu punya keluarga yang sejahterah dan bahagia.

“Karena istrinya bukan ibu Rumah Tangga biasa, dia punya usaha. Anak yang nomor satu juga sedang menempuh pendidikan di AKPOL. Dari sisi itu tidak mungkin,” ujar dia.

Cyprus menceritakan, detik-detik korban sebelum ditemukan meninggal dunia. Ada sosok yang belum diketahui identitas menghubungi AKBP Buddy Alfrits Towoliu.

Waktu itu, korban diketahui janjian dengan seseorang bernama Pak Bibi untuk merenovasi ruang kerja di Polres Metro Jaktim.

Namun, selang setengah jam usai menerima telepon, korban justru terburu-buru keluar dari ruang kerja. Cyprus menerangkan, aneh saat itu korban pergi menggunakan taksi daring.

“Padahal, korban memiliki mobil pribadi,” ujar Cyprus.Atas dasar itulah, keluarga tegas menolak asumsi korban tewas akibat bunuh diri.

“Karena dari rumah bagus, berjumpa dengan orang yang mau rehab bagus. Tahu-tahu tak sampai satu jam setelah menerima telepon, kami dapat kabar korban meninggal. Kami menduga jangan-jangan ada permainan,” jelas Cyprus

(Uding)