IndonesiaLineNews-Pekanbaru– Dosen Universitas Lancang Kuning Riau, berhasil memperoleh hibah berupa Program Bantuan Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu Mahasiswa Berkebutuhan Khusus.
Dosen yang meraih hibah yaitu sebagai ketua Dr. David Setiawan, dengan anggota Dr. Yogi Yunefri, Keumala Anggraini, M.Kom Ahmad Ade Irwanda, MM. Wentisasrapita Abiyus, MM.
Bantuan hibah itu berasal dari Kemenristek DIKTI beberapa waktu lalu.Implikasi dari meraih hibah ini tim dosen Unilak menciptakan aplikasi Inovasi Lecturer Optimize Questions and Answers (LOQA) untuk mahasiswa berkebutuhan khusus.
Dr David menceritakan, bahwa sekitar 15 persen dari jumlah penduduk dunia adalah penyandang disabilitas, mereka terbilang kelompok minoritas terbesar di dunia.
Sekitar 82 persen dari penyandang disabilitas, kata dia, berada di negara-negara berkembang dan hidup di bawah garis kemiskinan.
“Sementara di Indonesia dari dari 4.054 perguruan tinggi di Indonesia terdapat 74 perguruan tinggi yang menerima mahasiswa disabilitas,” ujar Davis, Kamis (22/12/2022) di Pekanbaru.
Dijelaskan dia, aplikasi LOQA merupakan sistem informasi yang dirancang untuk memudahkan mahasiswa disabilitas dan dosen dalam melaksanakan proses perkuliahan.
“Aplikasi ini pada halaman daftar, user/mahasiswa dapat mengisikan data pribadi berupa NIM, nama Lengkap, memilih semester, email serta mengisikan password, lalu menekan tombol daftar. Selanjutnya, hanya tinggal menunggu konfirmasi dari admin dan dosen untuk dapat menggunakan aplikasi,” ujarnya.
Menurut dia, user atau disebut juga pengguna dalam aplikasi ini dibagi menjadi 2 yaitu, mahasiswa dan juga admin dan dosen. Dalam penggunaan aplikasi ini, masing-masing user atau pengguna memiliki peran yang berbeda-beda.
“Mahasiswa dapat menginputkan nilai, melihat materi serta tugas perkuliahan yang diberikan admin dan dosen, dan juga dapat melihat grafik perkembangan nilai pada setiap pertemuan,” imbuhhya.
“Aplikasi ini bisa menampilkan informasi mahasiswa, menginput nilai, materi kuliah, tugas kuliah, danmelihat perkembangan nilai mahasiswa disabilitas. Jadi betul betul sangat membantu,” ucapnya.
Dikatakan dia, aplikasi ini sudah ujicoba dilakukan pada mahasiswa berkebutuhan khusus (Runarunggu) yang ada di Fakultas Ilmu Komputer. Berdasarkan ujicoba tersebut, user ID dan password lebih direkomendasikan diinputkan oleh admin bukan didaftarkan oleh mahasiswa itu sendiri.
Sebab, kata dia, kelupaan akun dan password lebih mendominasi sehingga akun dan password diinputkan admin. Selanjutnya mahasiswa yang berkebutuhan khusus tersebut mengganti dengan password baru.
“Ke depannya, aplikasi LOQA dikelola oleh Unit Layanan Disabilitas Universitas Lancang Kuning,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr Yogi, untuk memperkenalkan aplikasi LOQA ini, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada sekolah sekolah luar biasa yang ada di Riau yaitu SLB Pembina, Yayasan IBNU.
Selain itu, pihaknya juga telah melaksanakan FGD, kemudian melakukan uji coba di Unilak yang diikuti mahasiswa disabilitas dan para dosen.
“Aplikasi LOQA dalam rangka mendukung program Unilak menuju kampus ramah disabilitas. Implikasi dari itu kami beberapa tim IT dosen Unilak merancang aplikasi untuk membantu mahasiswa disabilitas yang ada di Unilak dan Riau dan mendapatkan dukungan dari DIKTI dan pimpinan Unilak,” tandas dia.