IndonesiaLineNews-Pekanbaru– Konflik antara manusia dan harimau kembali terjadi di Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, pada Senin (19/12/2022) dinihari sekitar pukul 5.00 WIB.
Korban tewas diidentifikasikan bernama Acai (50) penebangan kayu mahang di dalam hutan wilayah Sungai Belat, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak.
Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan melalui Kabid Teknis BBKSDA Mahfud, korban merupakan penebang kayu ilegal yang sedang bekerja di lokasi.
Mahfud mengatakan, menurut keterangan saksi Cen-cen (20), serangan terhadap korban diketahui saat ia dan rekannya yang lain sedang pulas tertidur.
Masuk waktu subuh itu, Cen-cen tiba-tiba mendengar suara gaduh yang berasal dari korban.
Saksi lainnya yakni Apen (43) selaku kepala rombongan juga mendengar suara erangan dari arah korban.
Curiga mendengar suara yang tidak biasa itu, saksi-saksi langsung mencari sumber suara dan melihat korban telah meninggal dunia.
“Saat ditemukan didapati ada luka pada leher dan wajah, kondisi leher berlobang dan luka robek pada bagian pipi sebelah kanan,” sebut Mahfud.
Dari penuturan teman-teman korban, disebutkan diduga korban tewas setelah mendapat serangan harimau Sumatera.
“Namun, saksi-saksi mengaku tidak melihat pasti keberadaan harimau yang dimaksud,” kata Mahfud.
Sorenya, sekitar pukul 16.00 WIB oleh teman-temannya, korban di evakuasi ke kampung halaman di Kampung Balak Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dari informasi yang didapat, lokasi kejadian berada di wilayah hutan Sungai Belat Kampung Teluk Lanus yang merupakan habitat satwa liar.
“Lokasi kejadian kurang lebih 4 jam dari kampung Teluk Lanus menggunakan pongpong, diduga berada di wilayah Hutan Produksi Konversi (HPK), kurang lebih sejauh 1,5 km dari muara,” terang Mahfud.
Usai mengetahui kejadian tersebut, tim dari Balai Besar KSDA Riau langsung berkoordinasi dengan Polsek Sungai Apit dan Camat Sungai Apit untuk mengingatkan masyarakat agar menghindari aktivitas di dalam hutan dan tidak melakukan kegiatan penebangan liar;
“Tim Balai Besar KSDA Riau akan melakukan cek lokasi kejadian bersama kepala rombongan pekerja setelah selesai mengurus pemakaman dan berbelasungkawa dengan pihak keluarga,” kata Mahfud.
Selain itu, langkah selanjutnya tim juga akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan yang berada di sekitar lokasi kejadian, yakni PT Uniseraya untuk melakukan pemasangan spanduk/papan peringatan pada lokasi kejadian.
“Pemasangan spanduk himbauan ini untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang lagi,” ujar Mahfud.
Terkait peristiwa ini, Genman menyatakan, menyampaikan turut berdukacita yang mendalam kepada keluarga korban.
“Kami juga menghimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan penebangan illegal yang dapat merusak habitat satwa liar,” katanya.
Selain itu, pihaknya meminta agar masyarakat tidak bertindak anarkhis pada satwa liar terutama satwa liar yang dilindungi oleh negara.
“Semoga masyarakat semakin peduli terhadap kelestarian habitat satwa liar yang dilindungi sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya interaksi negatif antara manusia dengan satwa liar. Karena itu tugas bersama. Tugas kita semua,” tutup Mahfud.