IndonesiaLineNews-Jakarta – Dittipideksus Bareksrim Polri menemukan kasus penipuan investasi robot trading. Diketahui, para pelaku menggunakan skema ponzi dengan tujuan menjual aplikasi ilegal.
Dittipideksus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan menjelaskan, perusahaan atas nama PT Evolusion Perkasa Group melakukan penjualan aplikasi robot trading dengan nama Evotrade. Aplikasi ini digunakan untuk transaksi keuangan Forex.
“Menjual aplikasi robot trading ini tanpa izin. Dalam melaksanakan kegiatannya melakukan sistem ponzi atau sistem piramida, member ke member,” tuturnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2022).
Lebih lanjut Whisnu mengatakan, pelaku menjual aplikasi robot trading dengan tiga paket penawaran seharga, 150 USD, 300 USD, dan 500 USD. Member yang tertarik join harus menggunakan referral tautan para pelaku.
“Kalau ada enam layer dan kalau ikut dalam bisnis tersebut kemudian mendapatkan member, maka mendapatkan 10 persen. Kemudian mendapatkan member lagi mendapatkan 6 persen, jadi seterusnya begitu, berjenjang hingga 20 persen,” jelasnya.
Whisnu mengungkapkan, dalam kasus ini pihaknya menetapkan enam tersangka. Pelaku inisial AD dan AMA sudah diamankan, sementara AK, D, DES, dan MS masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Sejauh ini, jumlah member yang terkumpul sebanyak 3 ribu orang. Semuanya tersebar di Jakarta, Bali, Surabaya, Malang, Aceh, dan lainnya.
“Kegiatan usaha perdagangan ini tidak memiliki perizinan di bidang perdagangan yang diberikan oleh kementerian,” tuturnya.
Edwin Asmara