IndonesiaLineNews -Jakarta – 152 Personel FPU 3 MINUSCA untuk misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di wilayah konflik Afrika Tengah, melaksanakan kegiatan terakhir yang disebut Jalan Juang dengan menyusuri pesisir pantai hingga menembus hutan dengan berbagai rintangannya di Tegal Mas, Lampung, pada Kamis (26/8/2021).
Disampaikan Kasatgas FPU 3 MINUSCA AKBP Raymond Marcellino Masengi, kegiatan Jalan Juang yang dimulai pada pukul 09.000 WIB ini baru tuntas hingga pukul 03.00 WIB pada dini hari. Selama kegiatan itu, Team Garuda Bhayangkara Polri ini harus melewati 5 pos yang memiliki tantangan dan hambatan di setiap posnya. Termasuk menghadapi teror dan juga lemparan granat.
“Ini merupakan kegiatan puncak kita dalam Jalan Juang yang penuh rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dilalui oleh peserta untuk mendapatkan nilai terbaik. Di pos 1, kemampuan menembak peserta diuji, lanjut ke pos 2 mereka harus mencari puzzle sebagai petunjuk untuk menuju pos selanjutnya. Di pos 3 kaitannya dengan menguji managemen atau kerjasama team serta ketelitian dari Anggota FPU 3 MINUSCA. Termasuk menghadapi teror ledakan granat. Disini kemampuan managerial pimpinan sangat penting peranannya,” terang Raymond.
“Dan di pos 4 mereka juga memiliki tantangan untuk menjinakkan bom di tengah hutan yang seakan-akan siap meletus jika mereka lalai. Dengan mata tertutup, mereka hanya mendengarkan suara arahan dari Komandan regu (Danru) untuk mengangkat ranjau dalam bentuk bom. Salah sedikit mereka akan gagal (Bom Meledak). Karena itu, setiap kesalahan selalu akan kami berikan hukumannya,” sambungnya.
Di pos 5, FPU 3 sudah harus bisa menganalisa petunjuk yang mereka dapatkan di pos-pos sebelumnya untuk dilaporkan kepada pimpinan. Ini menjadi penilaian seluruh anggota terkait kemampuan menganalisa permasalahan yang terjadi di wilayah konflik.
“Di kegiatan terakhir ini seluruh peserta tetap dalam keadaan sehat dan penuh semangat. Tidak ada yang mengeluh meski harus berjalan sangat jauh dengan berbagai rintangan dan hamabatannya. Kendala secara teknis tidak ada. Peserta dengan latar belakang budaya berbeda, Pendidikan berbeda dan juga pangkat yang berbeda harus bisa menyatu dan kompak,” ujar Raymond.
“Seluruh kegiatan ini dikontrol langsung oleh pimpinan. Melalui latihan-latihan yang sudah kami rancang ini, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan seluruh peserta untuk melaksanakan Misi Perdamaian PBB di Afrika Tengah yang akan diberangkatkan September nanti,” tandas mantan Kapolres Sanggau ini.
Raymond menambahkan, 1 komando dalam misi memelihara perdamaian dan keamanan di wilayah konflik ini sangat penting. Aturan-aturan baku United Nation (UN) harus diketahui oleh seluruh Anggota Garuda Bhayangkara Polri ini.
(Redaksi Teropong&linenews)