IndonesiaLineNews.com-Makassar (27/04/2021). Kepala Devisi Keimigrasian Kemenku HAM Sulsel Dodi Karnida menyampaikan apresiasi kepada aparat Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Kantor Imigrasi (kanim) Makassar yang telah mendetensikan seorang laki-laki yang mengaku warga Jeddah-Arab Saudi tanpa dapat menunjukkan paspor atau izin tinggal yang dimilikinya. Dia ditangkap di daerah Boulevard-Makassar dalam suatu operasi oleh aparat imigrasi pada hari Kamis, 15/04/2021 malam. Apreasiasi yang sama disampaikan Dodi kepada aparat Inteldakim Kanim Parepare yang saat ini sedang melakukan pemeriksaan atas seorang laki-laki yang mengaku WN Palestina bernama SUHAIB QUNOO NISREEN (28 tahun), berada di Pinrang untuk melakukan sesuatu kegiatan tetapi ia tidak dapat menunjukkan paspor dan izin tinggal yang asli.
Jika mereka tetap tidak dapat menunjukkan dokumen keimigrasian, maka kepada mereka dapat dikenakan Tindakan Pidana Ringan (Tipiring) yaitu dituntut berdasarkan Pasal 71 jo. Pasal 116 UU.6/2011 tentang Keimigrasian dengan ancaman hukuman berupa pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 25 juta. Tuntutan hukum yang sama dapat dilakukan terhadap sponsor atau penanggung jawab mereka baik itu seorang WNA maupun ia seorang WNI”. Demikian Dodi Karnida Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Sulawesi Selatan memberikan keterangan di Kanim Makassar di sela-sela mendampingi kunjungan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI Ir. Razilu (Selasa, 27/04/2021).
Lebih lanjut Dodi memaparkan bahwa di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar sendiri baru saja didetensi seorang laki-laki WN Filipina yang paspornya sudah tidak berlaku dan kami sudah menghubungi Konsulat Jenderal Filipina di Manado untuk menerbitkan Surat Perjalanan (Paspor) untuk keperluan pendeportasiannya. Ia merupakan limpahan dari Kanim Bau-Bau di Sulawesi Tenggara. Namun untuk pendeportasian WN Filipina ini Dodi menyatakan bahwa “Kami harus sabar karena Nursima WN Filipina yang sudah siap untuk dideportasi oleh Kanim Makassar pun masih belum bisa dideportasi karena tidak adanya penerbangan atau pelayaran kapal penumpang ke Filipina dan kondisi ini mungkin sampai akhir Mei sebagaimana tadi pagi saya mendapat informasi dari konsul Filipina di Manado”.