BPS Bali: Hanya Denpasar alami inflasi menyusul kenaikan tarif parkir

IndonesiaLineNews-Denpasar-Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat di antara kabupaten/kota IHK di Bali hanya Denpasar yang mengalami inflasi sepanjang Mei 2024 menyusul  kenaikan tarif parkir.

“Kalau Denpasar tidak ada kenaikan tarif parkir bisa deflasi sebenarnya, jadi memang dia (kenaikan tarif parkir) mempengaruhi karena andilnya lumayan besar untuk inflasi Denpasar,” kata Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Senin.

BPS Bali dalam rilis resminya mengumumkan sepanjang Mei 2024 Bali mengalami deflasi sebesar 0,10 persen bulan ke bulan, jika dilihat di masing-masing wilayah cakupan IHK hanya Denpasar yang mengalami inflasi 0,05.

Kabupaten/kota IHK lainnya tidak mengalami inflasi seperti Tabanan deflasi 0,28 persen, Badung deflasi 0,09 persen, dan Singaraja deflasi 0,33 persen.

“Inflasi Denpasar yang 0,05 persen itu utamanya disumbang oleh kenaikan tarif parkir yang memberi andil tertinggi inflasi sebesar 0,25 persen, diikuti bawang merah, nasi dengan lauk, dan cabai merah,” ujar Endang.

Maka dari itu ia melihat apabila tidak ada kenaikan tarif parkir maka semestinya Denpasar seperti tiga kabupaten lainnya mengalami deflasi, meskipun jika dilihat lebih luas seluruh Bali, kelompok transportasi juga masuk dalam jajaran penyumbang inflasi.

Adapun kenaikan tarif parkir di Denpasar berlaku mulai 1 Mei 2024 dengan tarif sepeda motor parkir naik dari Rp1.000 menjadi Rp2.000, dan mobil naik dari Rp2.000 menjadi Rp3.000.

“Kalau yang lain yang mendominasi deflasi itu adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, itu tinggi sekali dan sangat berpengaruh, itu membuat deflasi di tiba daerah, sebenarnya bisa keempatnya kalau tidak ada kenaikan tarif, kalau ada berpengaruh juga jadi inflasi walau tidak terlalu besar,” kaya Endang.

Adapun secara keseluruhan di Pulau Dewata terjadi deflasi 0,10 persen dengan penyumbang utamanya kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil tertinggi terhadap deflasi di Bali dengan andil 0,28 persen.

“Komoditas yang memberikan andil deflasi tertinggi adalah beras dengan andil 0,9 persen, diikuti tomat 0,10 persen, daging ayam ras 0,09 persen, sawi hijau 0,06 persen dan cabai rawit 0,04 persen,” sebutnya.