IndonesiaLineNews-Medan-Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi Perpustakaan Nasional Dra. Mariana Ginting mengatakan, Sumatera Utara, merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan literasi kuno yang telah diwariskan pendahulu ke generasi sekarang.
“Kearifan lokal yang terkandung dalam naskah kuno merupakan identitas dan pelajaran bagi kita semua,” katanya di Medan, Jumat, pada sosialisasi pengarasutamaan naskah nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON)
Program IKON termasuk dalam kerangka program pengarusutamaan naskah kuno Nusantara yang menjadi satu dari tiga program prioritas Perpustakaan Nasional.
Melalui program pengarusutamaan naskah kuno Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON), Perpusnas mengambil peran yang sangat penting dengan mengupayakan agar naskah nusantara menjadi bagian yang penting bagi masyarakat pemilik kebudayaannya.
“Harapan kami, naskah kuno nusantara sebagai warisan budaya bangsa yang sangat bernilai penting bagi identitas keIndonesian, dapat dikenal luas oleh masyarakat, tidak lagi menjadi wacana yang terpinggirkan,” katanya.
Pada tahun 2024 ini, Perpusnas menggencarkan program lengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional kepada masyarakat di daerah melalui beberapa program fasilitasi dan pembinaan.
Program itu dirancang untuk menstimulasi daerah supaya mengembangkan naskah-naskah unggulan di daerahnya, agar para pemangku kepentingan berkolaborasi untuk menggali Ingatan Kolektif Nasional ini.
Dengan adanya program ini, diharapkan pemangku kepentingan di daerah menindaklanjuti program melalui pelestarian, pengkajian, dan diseminasi naskah kuno.
Pada tahun ini, lanjut dia, lokus program mencakup enam daerah yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bali, Jawa Timur (Banyuwangi), Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (Bima).
Pemilihan daerah-daerah tersebut berdasarkan kriteria, diantaranya memiliki tradisi naskah yang berakar dari tradisi setempat, memiliki ekosistem pernaskahan yang baik, ditandai dengan adanya komunitas, aktivitas, perhatian yang layak masyarakat terhadap naskah di wilayahnya.
“Juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, memiliki naskah unggulan yang dapat diajukan
pada tingkat nasional. Hingga saat ini kami telah menyelenggarakan sosialisasi di lima daerah yaitu Makassar, Bima, Palembang, Banyuwangi, dan Badung (Bali),” katanya.