WWC: Solusi air harus dilihat bersamaan dengan solusi pangan

IndonesiaLineNews-Jakarta-Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon pada High Level Panel World Water Forum ke-10 menuturkan bahwa urgensi menemukan solusi untuk air harus dilihat bersamaan dengan urgensi solusi pangan.

“Solusi untuk air harus dilihat bersamaan dengan solusi, seperti yang saya katakan, energi, pangan, kesehatan dan pendidikan,” kata Presiden WWC Fauchon dalam forum Climate-Water-Energy-Food-Ecology System of System, World Water Forum ke-10 di Badung, Bali, Kamis.

Fauchon menegaskan bahwa air tidak hanya mencakup satu sektor saja dan air merupakan penghubung. Keberlanjutan air, disebutnya, hanya dapat dipertahankan secara efektif melalui tindakan yang terkoordinasi dari sektor-sektor yang terkait.

Air juga disebutnya sebagai alat politik. Oleh karena itu, tata kelola yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa air dikelola secara adil dan berkelanjutan, terutama dalam konteks meningkatnya persaingan permintaan antar sektor.

“Pengambilan keputusan mengenai air harus didasarkan pada data ilmiah yang kuat dan tanggung jawab dalam penggunaan sumber daya air,” ucapnya.

Solusi permasalahan air, lanjutnya, selama ini hanya berlangsung secara vertikal atau hanya di dalam suatu organisasi. Namun juga memerlukan dia solusi transversalitas atau solusi antar lintas sektor yang disebutnya bisa menjadi visi baru untuk keberlanjutan air di masa depan dan untuk masyarakat.

“Apa yang kita inginkan pada akhirnya? Kami ingin semua orang di dunia mempunyai akses, tidak hanya terhadap air, namun juga terhadap layanan-layanan penting yaitu air, listrik, akses terhadap listrik, makanan, kesehatan dan pendidikan sangat minim,” tutur dia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Jenderal Penelitian Pengembangan, Lembaga Pengelolaan Air Internasional (IWMI) Rachel McDonnell, menuturkan hal-hal yang terkait dengan air sangat berperan dalam lintas sektor termasuk dengan makanan.

Dua laporan besar yang diterbitkan IWMI pada tahun 2021 dan 2023, menyoroti kerusakan lingkungan khususnya sistem air karena praktik-praktik dalam sistem pangan. Sehingga semua pihak harus terlibat dalam pembicaraan dan terlibat untuk mencegah krisis air.

“Kita benar-benar harus menjembatani kesenjangan tersebut, menjembatani ekonomi politik, dan menjembatani kebijakan-kebijakan tersebut jika kita ingin dapat melakukan hal tersebut dari sisi sistem pangan,” jelas dia.