IndonesiaLineNews-Jakarta-PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyambut baik langkah pemerintah yang memberikan kemudahan operasional bagi kapal wisata, cruise dan yacht, dari sisi kebijakan dan operasional untuk berlayar di perairan Indonesia.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu mengatakan, dengan kemudahan itu, Pelindo dapat menarik operator-operator kapal wisata, cruise, dan yacht untuk menjadikan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, sebagai home port.
Pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) diharapkan menjadi home port untuk principal cruise, yang merupakan tempat penumpang mengawali dan mengakhiri perjalanan pesiarnya dengan mengelilingi sejumlah destinasi.
“Pengembangan BMTH yang secara parsial ditargetkan rampung pada akhir 2024 ini dapat menambah kapasitas kapal pesiar dari dua menjadi empat hingga lima kapal pesiar sandar bersamaan,” kata Arif.
Pada 2023, Pelindo mencatat BMTH telah melayani total sebanyak 48 kapal dengan penumpang mencapai 77.864 orang.
“Dengan adanya pengembangan BMTH ini, kami harap dapat memberikan dampak ekonomi di Bali agar berkembang lebih pesat,” ujar Arif.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan berbagai peraturan terkait aktivitas maritim di Indonesia harus diharmonisasi antara kementerian dan lembaga.
Menurutnya, langkah itu perlu dilakukan agar peraturan-peraturan yang ada tidak menyulitkan para pelaku usaha, yang pada akhirnya malah merugikan Indonesia.
“Jangan membuat aturan yang mempersulit diri kita sendiri. Semua peraturan harus di harmonisasi untuk kepentingan nasional,” kata Luhut.
Sejalan dengan hal itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa langkah tersebut akan berdampak positif bagi pariwisata dan perekonomian Indonesia.
“Kami akan memberi kemudahan bagi cruise dan yacht untuk beroperasi di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat dapat menikmati pengalaman yang luar biasa menggunakan kapal wisata tersebut di beberapa kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali hingga Labuan Bajo,” ujar Menhub.
Saat ini, Pelabuhan Benoa sudah dapat melayani kapal pesiar jumbo untuk sandar (destination port) dan layanan embarkasi dan debarkasi penumpang (turn around). Kapal pesiar sandar di dermaga timur dengan panjang mencapai 500 meter setelah sebelumnya ditambah 160 meter.
Dengan demikian, dua kapal pesiar ukuran jumbo, yakni dengan panjang sekitar 294 meter sudah bisa sandar dalam waktu yang bersamaan.
Untuk pertama kalinya, Pelabuhan Benoa juga disandari kapal pesiar terpanjang yang pernah sandar dengan length overall (LoA) mencapai 317 meter, yakni Celebrity Solstice yang membawa sekitar 4.000 orang penumpang dan awak kapal pada 30 Oktober 2023.
Selanjutnya pada 4 Januari 2024, menjadi penanda pertama bahwa Pelabuhan Benoa melayani debarkasi dan embarkasi penumpang mancanegara berbeda dalam kapal pesiar yang sama, yakni Celebrity Millenium dengan panjang 294 meter dengan menurunkan 2.081 penumpang dan menaikkan 2.300 penumpang.