29 perusahaan ritel jalin kemitraan dengan lembaga pendikan vokasi

IndonesiaLineNews-Jakarta-Sebanyak 29 perusahaan ritel ternama di Tanah Air menjalin kemitraan melalui kegiatan business matching yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO).

“Untuk berkolaborasi, pendidikan vokasi tidak boleh hanya menunggu tetapi harus datang kepada DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri). Business matching menjadi ajang untuk memperluas kemitraan,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.

Dia mengingatkan tidak boleh berhenti sampai pada nota kesepahaman (MoU) saja. Melalui business matching, pelaku industri ritel maupun SMK dan perguruan tinggi vokasi (PTV) dapat saling berinteraksi langsung untuk bertukar informasi tentang peluang kerja sama.

Niatan awal kerja sama kedua belah pihak kemudian dituangkan dalam bentuk Letter of Intent (LoI) yang berpotensi menjadi kemitraan yang strategis.

Kegiatan business matching yang berdurasi selama empat jam tersebut mampu menghasilkan 715 LoI.

Perusahaan-perusahaan ritel yang bergabung dalam business matching terdiri dari berbagai sektor, antara lain makanan dan minuman, fesyen dan aksesoris, rambut dan kecantikan, Teknologi Informasi (TI) dan gadget, kerajinan dan barang antik, department store, pasar swalayan, dan lainnya.

Sementara jumlah satuan pendidikan vokasi yang hadir sebanyak 150 institusi yang terdiri atas 144 SMK dan enam Perguruan Tinggi Vokasi (PTV). Satuan pendidikan vokasi tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia  yang memiliki program studi atau kompetensi keahlian yang berhubungan dengan sektor ritel.

“Insan pendidikan vokasi merupakan konsumen dari industri ritel yang menjadikan bisnis ritel tetap hidup. Di sisi lain pendidikan vokasi masih memiliki tantangan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik vokasi tentang budaya kerja, etos kerja, dan cara berpikir kerja bisnis, sehingga butuh kolaborasi dengan industri ritel. Bisnis ritel dan pendidikan vokasi saling membutuhkan,” katanya.

Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah mengatakan kolaborasi dengan Kemendikbudristek menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri dan menjadi langkah penting dalam memajukan ritel sebagai lokomotif penggerak ekonomi.

“Melalui pelatihan dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, program ini akan membantu menciptakan tenaga kerja yang siap terjun ke industri ritel dan bersaing di pasar global, sehingga nantinya SDM kita juga bisa go global dan membantu pembukaan toko-toko kita di luar negeri. Ini adalah langkah yang signifikan menuju visi Indonesia sebagai pusat perdagangan regional dan global,” ucapnya.