Pembangunan LRT Fase 1B Alami Deviasi Positif

IndonesiaLineNews-Jakarta-Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B sepanjang 6,4 kilometer yang menghubungkan Velodrome – Manggarai telah memasuki pekan 31. Ditargetkan test track kereta berjalan dari Stasiun Velodrome sampai dengan Stasiun Rawamangun dapat dilakukan September 2024.

Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin mengatakan, memasuki pembangunan pekan 31 ini proyek LRT Jakarta Fase 1B telah memenuhi persentase pembangunan sebesar 10,4291 persen.

“Persentase tersebut mengindikasikan deviasi positif terhadap keseluruhan rencana proyek LRT Jakarta,” ujar Iwan, Sabtu (27/4).

Iwan menyampaikan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B saat ini telah menginjak salah satu milestone penting yaitu pengangkatan balok grider pada tumpuannya yang dilakukan pertama kali pada tanggal 20 April 2024 lalu. Girder ini merupakan salah satu struktur penopang utama untuk lintasan rel kereta LRT Jakarta.

Ia menjelaskan, pengangkatan girder untuk pertama kali ini dilakukan di area Jalan Pemuda, Rawamangun, tepatnya pada area span P06-07B, berdekatan dengan Jakarta International Velodrome (JIV) dan Mall Arion.

Girder yang digunakan adalah jenis PCU girder dengan panjang 31,5 meter, yang mana setiap span-nya akan digunakan dua buah PCU girder untuk menopang dua jalur rel yang nantinya akan dibangun pada tahapan selanjutnya,” kata Iwan.

Iwan mengatakan, tim Jakpro dibantu pihak Project Management Consultant (PMC) dan kontraktor menyusun safety dan risk analysis terkait metode pengangkatan secara matang sebelum melakukan proses pengangkatan girder. Setelah itu, tim penilai PJK3 Dinas Nakertransgi melakukan sertifikasi terhadap alat angkat yang berupa pengecekan non-destructive test (NDT) dan wire sling.

“Aspek keamanan selalu menjadi poin utama dalam pekerjaan proyek LRT Jakarta, tentunya diterapkan dalam pengerjaan pengangkatan girder ini,” ucap Iwan.

Ia mengatakan, kegiatan pengangkatan girder ini juga dilakukan rekayasa lalu lintas di area pengangkatan berupa pengaturan arus lalu lintas sementara saat proses pengangkatan girder dilakukan. Dalam proses ini, tim Jakpro turut melibatkan pihak Satlantas Kepolisian RI dan Dishub DKI untuk memastikan kelancaran lalu lintas.

“Untuk proses pengangkatan girder sendiri, dilakukan dengan menggunakan dua crawler crane yang masing-masing memiliki kapasitas 275 ton yang ditempatkan di kedua belah sisi girder (P06B dan P07B). Kemudian girder yang telah terbentang di antara keduanya diangkat dari permukaan tanah hingga bagian atas kepala kolom utama,” urainya.

Iwan menyampaikan, secara keseluruhan proses persiapan hingga pengangkatan girder ini menggunakan kesempatan window time yaitu pukul 22.00 hingga 04.30 WIB. Namun untuk proses pengangkatannya sendiri hanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam per girder.

Ia menjelaskan, setelah proses pengangkatan girder ini fase konstruksi selanjutnya yaitu diafragma atau penyambungan dua girder untuk dijadikan satu kesatuan struktur bangunan.

“Setelah tahapan ini selesai, selanjutnya akan dikerjakan konstruksi slab deck yang menjadi lantai kerja guna pekerjaan trackwork, seperti pemasangan sleeper dan juga rail track,” tandasnya.

Untuk diketahui, hadirnya LRT Jakarta menjadi solusi bagi kota Jakarta yang saat ini menghadapi permasalahan serius. Dua di antaranya berhubungan dengan transportasi yaitu, kemacetan dan polusi udara.

 Inisiasi pembangunan lanjutan LRT Jakarta telah direalisasikan oleh Pemprov DKI Jakarta, sesuai dengan perencanaan jangka panjang pembangunan LRT Jakarta sebagai implementasi masterplan yang tertuang dalam Perpres 55 tahun 2018 dan juga perencanaan loopline LRT Jakarta.