IndonesiaLineNews-Jakarta-Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bekerja sama dengan World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia) dalam penyusunan peta jalan dekarbonisasi industri nikel.
Kesepakatan tersebut dilakukan dalam kegiatan bertemakan “Kick Off Penyusunan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel sebagai Masukan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029″ di Jakarta, Rabu.
Agenda ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pembuat kebijakan, industri, akademisi, dan asosiasi.
“Penyusunan peta jalan dekarbonisasi industri nikel akan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta, berbagai kementerian/lembaga teknis, hingga akademisi untuk membahas sejumlah tantangan dan penerapan solusi untuk industri nikel yang berkelanjutan,” kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati.
Dalam prosesnya, ucap dia, Kementerian PPN/Bappenas menyambut kerja sama dengan WRI Indonesia sebagai lembaga riset independen yang akan memberikan kontribusi menyeluruh. Hal ini mencakup penelitian, analisis data, serta perancangan rekomendasi kebijakan untuk mendukung penurunan emisi sepanjang rantai pasok industri nikel di Indonesia.
Dekarbonisasi industri nikel dinilai berkontribusi besar dalam agenda pembangunan transformasi ekonomi sesuai visi Indonesia Emas 2045. Di lain sisi, transformasi ekonomi juga ditargetkan menjadi strategi kunci di dalam dokumen perencanaan jangka menengah untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah).
Adanya peta jalan dekarbonisasi industri ini disebut dapat semakin menyelaraskan ambisi ekonomi dengan pencapaian target pengurangan emisi sesuai dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris tahun 2015. Upaya ini dapat ditempuh melalui penciptaan ekosistem industri nikel yang berkelanjutan, memperhatikan lingkungan, dan beretika, seiring dengan misi menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan mampu bersaing di pasar global.
“Sebagai pemain global, poros pemanfaatan nikel Indonesia harus berdasar pada prinsip pembangunan rendah karbon,” ungkap Direktur Program Iklim, Energi, Kota, dan Laut WRI Indonesia Almo Pradana.
Lebih lanjut, Indonesia dianggap perlu menciptakan industri yang produktif sekaligus mengimplementasikan proses produksi dan produk yang rendah emisi.
Pelaksanaan hilirisasi nikel yang diiringi dengan dekarbonisasi menjadi krusial karena tidak hanya mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi turut meningkatkan daya saing di pasar global yang semakin hijau.
“Lantas, peta jalan dekarbonisasi yang diinisiasi oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan dukungan WRI Indonesia ini ditargetkan mampu menjadi panduan dalam menjadikan dekarbonisasi nikel sebagai kunci transisi energi Indonesia dan dunia,” ujar Almo.